Rahasia Penghasil Uang Dari Internet Pertama Di Indonesia

Minggu, 05 Desember 2010

"Memaknai dan Merenungi Tahun Baru Islam"


 Detik demi detik berganti hari,bulan,dan tahun,peredaran musim silih berganti abad dan generasi,sebagian ada yang dilahirkan dan sebagian ada yang dimatikan,malam berganti siang,sesaat musim panas setelah berlalu musim dingin,sebagian ada yang bersedih dan sebagian ada yang tertawa,bahagia dan derita demikianlah Allah subhanahuwataa'ala menjadikan kehidupan umat manusia lelaki dan wanita dengan berbangsa dan bernegara,Allah berikan rahmat dan karunia  kepada umat manusia,menurunkan rejekinya dari langit dengan guyuran hujan sebagai penyubur tumbuhan yang ada dibumi hingga menghidupkan berbagai tumbuhan yang buahnya dapat dimanfaatkan oleh umat manusia dan akar tumbuhan menjalar didalam bumi sebagian dari padanya ada yang menjadi minyak bumi,emas,gas dan hasil bumi lainnya,dan Allah berikan kehidupan laut agar umat manusia dapat memanfaatkannya demikianlah ni'mat yang diberikan Allah kepada umat manusia bagi mereka yang menyadari supaya menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah subhanahuwataa'ala.
وَإِذْتَأَذَّنَرَبُّكُمْلَئِنشَكَرْتُمْلأَزِيدَنَّكُمْوَلَئِنكَفَرْتُمْإِنَّعَذَابِيلَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: `Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih`. (QS. 14:7)

 Dengan menghadapi tahun baru Islam 1432H marilah kita bersama merenungi berbagai peristiwa yang terjadi di tahun yang telah lalu sebagai peringatan dan petunjuk bagi kita didalam menjalani kehidupan dimasa mendatang.

Sebagai hamba Allah marilah kita merenungi diantara tanda-tanda kebesaran Allah didalam kehidupan kita,dari sesuatu yang kita alami dan kehidupan yang kita jalani,banyak sudah berbagai peristiwa yang kita hadapi didalam kehidupan kita dari semua itu ada sebagian sebagai petunjuk ada juga sebagai peringatan bagi diri kita,marilah kita mempelajari peristiwa yang telah terjadi sebagai petunjuk dan peringatan atas diri kita untuk menjalani kehidupan dimasa mendatang.
Firman Allah Subhanahuwata'ala (QS. 32:26)
أَوَلَمْيَهْدِلَهُمْ كَمْأَهْلَكْنَامِنقَبْلِهِممِّنَالْقُرُونِيَمْشُونَفِيمَسَاكِنِهِمْإِنَّ فِيذَلِكَ لَآيَاتٍأَفَلَايَسْمَعُونَ
Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan). Maka apakah mereka tidak mendengar (memperhatikan) 

Banyak sudah peristiwa yang terjadi bagi diri dan bangsa kita serta kehidupan masyarakat disekitar kita yang mengiris hati kita dengan kekhawatiran dan ketakutan diantaranya :
1. Menghancurkan kedamaian dan kemakmuran umat manusia dengan mengatas namakan jihad dijalan Allah,bukankah sesuatu yang menjadikan ketakutan,kebinasaan,adu domba bagi umat manusia itu adalah perbuatan keji dan munkar dimana Nabi Muhammad Rasululllah (Sallallahu alaihi wassalam) turun kedunia sebagai rahmatanlilallamin,dengan memberikan petunjuk jalan yang diredhoi Allah Subhanahuwataala.

2. Para pemimpin yang ingkar terhadap rakyat,dengan berbagai janji manis terhadap rakyat dengan niat khianat hingga rakyat pun percaya dan memberikan amanah terhadap mereka lalu mereka menjalankan amanah itu dengan suatu kedustaan dan kemunafikan hingga menimbulkan amarah dihati rakyat yang menjadikan suatu pemberontakan dan hilangnya kepercayaan yang berakibat binasa terhadap suatu bangsa.dan rakyat yang ingkar terhadap pemimpin dimana mereka tidak memberikan kesempatan terhadap pemimpin didalam menjalankan amanah mereka hingga hilangnya sifat musyawarah untuk mencapai mufakat yang dihasut oleh orang-orang munafik yang tidak menginginkan kedamaian suatu bangsa dimana rakyat dijadikan bahan kebinasaan atas keserakahan dan keangkara murkaan.

3.Banyaknya terjadi perbuatan maksiat,dimana seorang anak tidak kenal bakti terhadap orang tua,dan orang tua yang dzalim terhadap anak,zina sebagai suatu perbuatan yang dibanggakan,ria,hasud,dengki dan fitnah semakin merajalela dan maraknya perbuatan keji dan munkar lainnya.
Firman Allah Subhanahuwata'ala

ظَهَرَالْفَسَادُفِيالْبَرِّوَالْبَحْرِبِمَاكَسَبَتْأَيْدِيالنَّاسِلِيُذِيقَهُمبَعْضَالَّذِيعَمِلُوالَعَلَّهُمْيَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41) 

Dan ketika Allah berikan Peringatan terhadap mereka dari apa yang mereka perbuat dengan berbagai bencana alam seperti banjir bandang sebagai mana yang terjadi pada umat nabi nuh yang ingkar terhadap Allah dan Rasulnya,gempa bumi dasyat dan gunung berapi yang menghancurkan dan meluluh lantakkan kehidupan yang ada disekitarnya sebagaimana yang terjadi atas umat terdahulu yang menghalalkan perbuatan yang diharamkan seperti zina,maksiat dan perbuatan keji lainnya serta syirik terhadap Allah subhanahuwata'ala,saling mengadu domba,fitnah dan perbuatan munkar lainnya.

Lalu apa yang kita dapatkan Atas peringatan yang diberikan Allah Subhanahuwata'ala dengan berbagai macam bencana yang diperbuat oleh tangan ,dosa dan keingkaran kita terhadap Allah Subhanahuwata'ala?
Apakah semua yang terjadi hanya karena hukum alam?
Ataukah sebagai ujian dan peringatan dari Allah Subhanahuwata'ala?
Dimana sesuatu yang terjadi dialam semesta ini atas kehendak dari Allah Subhanahuwata'ala,Tak akan jatuh daun dari dahannya tanpa kehendak dari Allah Subhanahuwata'ala.
Firman Allah Subhanahuwata'la
إِنَّمَاأَمْرُهُإِذَاأَرَادَشَيْئًا أَنْيَقُولَلَهُ كُنْفَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: `Jadilah!` Maka terjadilah ia. (QS. 36:82) 
فَسُبْحَانَالَّذِيبِيَدِهِمَلَكُوتُ كُلِّشَيْءٍوَإِلَيْهِتُرْجَعُونَ
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 36:83)

Di awal tahun baru islam 1432 H ini wahai Akhawatirahmatillah marilah kita bersama merenungi dan memaknai dengan introveksi terhadap diri,masyarakat,bangsa dan negeri kita dan menjadikan berbagai peristiwa yang telah terjadi adalah sebagai peringatan dan petunjuk atas diri kita didalam menghadapi perjalanan kehidupan kita dimasa mendatang dengan merubah berbagai pola hidup yang merugikan diri kita yang menjadikan murka Allah kepada kehidupan yang indah penuh dengan keimanan,kasih sayang dan kebersamaan hingga tercipta kehidupan yang damai dan tentram dan menjadikan negeri kita sebagai Baldatun tayyibatun (Negeri dengan kebaikan yang dirahmati dan diredhoi Allah Subhanahuwata'ala). 


"Darunajjah,Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1432H,Semoga Allah Subhanahuwata'ala Memberikan Rahmat dan Karunianya Kepada Diri,Bangsa Dan Negeri kita Amiin Ya Allah Ya Rabbal allamin"


"Darunajjah Menyediakan Paket Manasik Haji Dan Umrah Serta Paket e-book dan audio Manasik Haji dan Umrah Yang Menerangkan Sejarah Hakikat Haji dan Umrah Berdasarkan Ke Tauhidan Kepada Allah Subhanahuwata'ala di Sertai do'a-do'a dan menerangkan berbagai tempat do'a yang Mustajab dan tempat bersejarah lainnya di Kota Mekkah Dan Madinah hanya dengan harga Rp.35.000 perpaket.
Bagi yang berminat Silahkan hubungi e-mail kami:
darunajjah@gmail.com
darunajjah@ymail.com 



Fadilah dan Keutamaan Bulan muharram
Bulan muharram adalah permulaan bulan dalam Kalender hijriyah. Tentunya, dalam bulan ini terkandung beberapa keutamaan. Diantaranya adalah:
Salah satu bulan yang diharamkan Allah
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dan hadits rasulullah SAW:
“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bulan larangan disini artinya bulan dilarang untuk berbuat keji seperti berperang datau mengusir seseorang dari kampong halamanya. Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.
Bulan Allah
Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Ibadah pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya dan sebalikya, barang siapa berbuat maksiat, maka dosanyapun akan dilipatgandakan. Sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Dan kata apa saja yang disandingkan dengan lafdzul jalalah memiliki kemuliaan. Sehingga, bulan muharam adalah salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah ta’ala.
Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (H.R.Muslim)
Disunnahkan berpuasa ‘Asyuro
Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.  Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :
Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda :  “ Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Abbas ra berkata :  “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Abul-Laits Asssamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW. bersabda; “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Assyuuraa’ yakni 10 Muharram, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari Assyuuraa’, maka akan diberikan pahala 10, 000 orang Haji dan Umrah, dan 10, 000 orang mati syahid; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Assyuuraa’, maka Allah akan menaikkan dengan rambut satu darjat. Dan barangsiapa yang memberi buka puasa orang mukmin yang berpuasa pada hari Assyuuraa’, maka seolah-olah memberi buka puasa semua umat Muhammad SAW. dan mengenyangkan perut mereka”.
Tonggak sejarah Islam
Penghitungan bulan hijriyah dimulai dengan bulan muharram dimana Rasulullah SAW berhijrah menuju Madinah, atau dulu dikenal dengan sebutan yatsrib. Ini bertepatan pada hari Jumat 16 Juli 622 Masehi – Usia Rasul saat itu sekitar 53 tahun. Rasulullah hijrah ke Madinah disebabkan sengitnya perlawanan dan siksaan kaum kafir Quraisy kepada nabi dan para sahabat. Sebelumnya, sebagian besar kaum muslimin sudah hijrah terlebih dahulu dan tidak mendapatkan rintangan dari kaum kafir – kelak mereka disebut kaum Muhajirin, yaitu kaum yang hijrah. Di dalam rombongan itu tedapat Umar bin Khatab r.a., yang dengan lantang dan gagahnya berkata, “Ini Umar hendak hijrah, siapa yang ingin istrinya menjanda dan anaknya yatim karena ingin menghalangi Umar silakan maju!”
Hijrahnya nabi ke madinah menjadi momentum di mana umat Islam secara resmi menjadi sebuah badan hukum yang berdaulat, diakui keberadaannya secara hukum international. Sejak peristiwa hijrah itulah umat Islam punya sistem undang-undang formal, punya pemerintahan resmi dan punya jati diri sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sejak itu hukum Islam tegak dan legitimate, bukan aturan liar tanpa dasar hukum. Dan sejak itulah hukum qishash dan hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam/mencambuk pezina, menyalib pembuat huru-hara dan sebagainya mulai berlaku. Dan sejak itulah umat Islam bisa duduk sejajar dengan negara/kerajaan lain dalam percaturan dunia international.
Bulan Yatim
Selain keutamaan demi keutamaan yang telah disebutkan di atas, mungkin disebagian masyarakat lazim dan mengenal istilah bulannya yatim, yaitu menyelenggarakan sebuah acara dimana mereka memberikan santunan kepada para anak yatim di hari yang telah ditentukan dalam setiap tahun baru muharram, yaitu antara 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya. Ada kesan lain yang patut disoroti dari perayaan tahun baru anak yatim diwajibkannya untuk memuliakan anak yatim, menanggung kehidupannya, menyayanginya, dan segala amal kebaikan yang menyenangi anak Yatim maka ia akan mendapatkan ganjaran seperti dalam hadist sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari jalan Abu Hurairah, dimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “ Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili maupun tidak, maka saya dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini di dalam surga.”, Malik bin Anas perawi hadist itu mengatakan, Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. Terhadap anak yatim pula kita sebagai muslim dilarang menghardiknya (QS. Adh Dhuha (93) : 9), dan dalil-dalil lainnya yang memiliki kaitannya dengan muamalah terhadap anak yatim.
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
Bulan Muharram telah tiba. Bulan ini dalam perhitungan tahun Islam, tahun Hijriyah memiliki kedudukan yang sangat terhormat dan disucikan. Dengan melihat namanya saja kita bisa mengetahui bahwa bulan ini adalah bulan suci. Muharram, yang berarti disucikan dan dimuliakan. Dinamakan demikian sebagai penegasan akan kesucian dan kemulian bulan ini. Dan secara syara’, bulan ini termasuk bulan suci yang empat, sebagaimana firman Allah.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ .. (التوبة:36)
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, (at-Taubah:36)

Di dalam hadis Abu Bakrah yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Rasulullah saw menjelaskan secara terperinci nama-nama bulan yang disuci tersebut

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Satu tahun ada 12 bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan suci, tiga bulan (suci tersebut) berturut-turut yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram, dan Rajab .. yang terletak antara Jumada (Tsaniyah) dengan Sya’ban (HR al-Bukhari)

Pada bulan-bulan suci ini kaum muslimin ditekankan untuk menjauhi berbagai pelanggaran. Peringatan Allah tersebut bisa kita baca pada surat at-Taubah ayat 36 di atas. Jika seseorang melakukan pelanggaran pada bulan ini, maka dosanya lebih besar dari pada ketika dilakukan pada bulan-bulan yang lain.

Ibnu Abbas menjelaskan firman Allah, “maka janganlah kalian menganiaya diri kalian pada bulan yang empat itu..” larangan berbuat dhalim itu berlaku secara umum pada setiap waktu dan setiap bulan. Lalu Allah mengkhususkan empat bulan yang disucikan, sebab bulan-bulan itu telah disucikan dan diagungkan. Maka Allah menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar, dan pahala yang dilakukan pada bulan itu pun lebih besar.

Qatadah ad-Di’amah as-Sadusi, murid Ibnu Mas’ud menjelaskan firman Allah tersebut, “Sesungguhnya kedhaliman pada bulan haram adalah kesalahan dan dosa yang lebih besar daripada kedhaliman yang dilakukan pada bulan-bulan yang lainnya. Meskipun kedhaliman itu secara umum adalah dosa besar, tetapi Allah membesarkan suatu urusan sesuai dengan kehendakNya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Berkaitan dengan keutamaan bulan Muharram inilah, maka Rasulullah mengajarkan kepada ummat Islam agar memperbanyak melakukan puasa sunnah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ .

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda; Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadlan adalah puasa di bulam Allah Muharram (HR Muslim)

Rasulullah menyandarkan bulan mharram ini dengan kata Allah, “bulan Allah” untuk menegaskan keutamaan dan kesuciannya. Al-Qari mengatakan, secara dhahir hadis tersebut bisa difahami bahwa keseluruhan bulan muharram adalah suci. Tetapi Rasulullah tidak pernah berpuasa pada bulan ini secara utuh, 30 hari. Rasulullah selalu berpuasa satu bulan penuh hanya pada bulan Ramadlan. Maka hadis ini bisa difahami sebagai dorongan kepada ummat Islam untuk memperbanyak ibadah puasa pada bulan Muharam ini. Bahkan ada hadis-hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah yang paling sering berpasa sebulan penuh di luar bulan Ramadlan, adalah pada bulan Sya’ban. Dari sini bisa diperkirakan, turunnya wahyu kepada beliau tentang keutamaan bulan Muharram terjadi pada akhir masa hidup beliau (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim)

Dalam persoalan ini, keutamaan sesuatu, baik waktu maupun tempat adalah sebuah ketentuan dari Allah yang tidak bisa diganggu gugat oleh manusia. Al-‘Izzu bin Abdus salam rh berkata, Pengutamaan tempat dan waktu terbagi menjadi dua macam, Pertama berdasarkan atas pertimbangan duniawi. Kedua dengan pertimbangan keagamaan. Pengutamaan yang didasarkan atas pertimbangan keagamaan mengacu pada adanya ketentuan dari Allah, seperti melipatgandakan pahala seorang yang melakukan amal shaleh. Sebagai contoh adalah keutaman bulan Ramadlan, didasarkan atas adanya riwayat yang menjelaskan bahwa berpuasa pada bulan ramadlan itu lebih utama dari puasa pada bulan-bulan yang lain. Demikian juga keutamaan puasa Asyura. Jadi, keutamaan sesuatu mengacu kepada kebaikan yang dibukakan oleh Allah bagi hamba-hambaNya (Qawa’id al-Ahkam I :38)

Asyura dalam lintasan sejarah

Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut dengan nama Asyura. Kata Asyura berasal dari kata ‘Asyara yang berarti sepuluh.

Sejarah bangsa Arab sebelum Islam telah biasa menghormati bulan Muharram, dan lebih khusus lagi tanggal yang ke sepuluh. Kaum Jahiliah dalam menghormati hari Asyura ini pun juga melaksanakan puasa, sebagaimana disebutkan bahwa Aisyah telah meriwayatkan sebuah berita,

إن أهل الجاهلية كانوا يصومونه

Dari Aisyah ra, ia berkata, sesungguhnya kaum jahiliyah dahulu melaksanakan puasa pada hari Asyura

Bahkan sebelum diwajibkannya puasa pada bulan Ramadlan telah disebutkan di dalam beberapa riwayat bahwa Rasulullah saw telah biasa melakukan puasa Asyura.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

Dari aisyah ra, ia berkata, “Mereka berpuasa pada hari Asyura sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadlan. Hari itu adalah hari diselamatkannya Ka’bah. Ketika Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadlan rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mau berpuasa silakan, dan siapa yang mau meninggalkannya silakan” (al-Bukhari)

Ketika berada di Madinah itulah, orang-orang Yahudi bermacam-macam cara dalam menghadapi hari Asyura. Ada di antara mereka yang berpuasa pada hari itu, dan ada juga menjadikan hari Asyura sebagai hari raya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى ، قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ .

Nabi saw datang di Madinah lalu beliau melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura, maka beliau bertanya, “Ada apa ini? Para shahabat menjawab, “Ini adalah hari baik, sebab hari ini Allah menyelamatkan Bani Israel dari kejaran musuh-musuhnya, maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini”. Nabi bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian, maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan (para shahabat) untuk berpuasa (HR al-Bukhari)

Tetapi Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan bahwa kaum Yahudi menjadikan hari Asyura ini sebagai hari Raya.

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَعُدُّهُ الْيَهُودُ عِيدًا

Hari Asyura oleh kaum Yahudi dijadikan hari raya (al-Bukhari)

Pada hari raya itu, umumnya manusia mengisinya dengan bersenang-senang dan bergembira. Di dalam Islam, pada waktu hari raya diharamkan berpuasa. Karena itulah Rasulullah memilih untuk berpuasa agar berbeda sikap dengan kaum Yahudi, yang menjadikan hari itu sebagai hari raya.

Keutamaan Puasa Asyura

Rasulullah saw telah menyebutkan bahwa puasa pada hari Asyura ini bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lalu. Sabda Rasulullah saw,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Dan puasa pada hari Asyura aku berharap kepada Allah untuk menghapus (dosa-dosa) setahun yang lampau (HR Muslim)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa pada mulanya, dalam melaksanakan puasa Asyura ini Rasulullah hanya berpuasa pada tanggal 10 saja. Tetapi, ketika diberitahukan bahwa kaum Yahudi juga berpuasa pada hari itu, maka kemudian beliau berkeinginan menambah sehari sebelumnya. Namun belum sempat beliau berpuasa pada tanggal 9 dan sepuluh, beliau telah wafat. Meskipun demikian beliau telah memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa pada tanggal 9 dan sepuluh sebagaimana hadis;

صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ

Berpuasalah pada tanggal 9 dan 10, dan berselisihlah dengan kaum yahudi (at-Tirmidzi)
Bulan Muharam merupakan bulan keberkatan dan rahmat kerana bermula dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga merupakan bulan yang penuh sejarah, di mana banyak peristiwa yang berlaku sebagai menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-nya.
Pada bulan ini juga, Allah mengurniakan mujizat kepada Nabi-Nabi-nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpah kurnianya yang terbesar iaitu ampunan dan keredhaan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran kepadanya, maka hamba-hambanya mempersembahkan ibadah mereka (antara mereka dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum dapat lagi membalas kurniaan Allah yang sungguh bernilai.

Said bin Jubair dari Ibnu Abbas r.a berkata: Ketika Nabi saw baru berhijrah ke Madinah, maka mereka dapati kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam). Maka mereka pun bertanya kepada kaum Yahudi tentang puasa mereka itu. Mereka menjawab, “Hari ini Allah SWT memenangkan Musa dan Bani Israel terhadap Firaun dan kaumnya, maka kami berpuasa sebagai mengagungkan hari ini. Maka sabda Nabi saw: “Kami lebih layak mengikuti jejak langkah Musa dari kamu.”
Maka Nabi saw pun menyuruh para sahabat agar berpuasa. Antara lain kelebihan 10 Muharam ialah barangsiapa yang melapangkan rezeki pada keluarganya, maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun ini. Terdapat juga sebuah hadis meriwayatkan, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Asyura, maka dapat menebus dosa satu tahun.” Maksud hadis ini ialah hari yang kesepuluh Muharam (Asyura) merupakan hari dan bulan kemuliaan kerana pada sesiapa yang berpuasa pada hari inilah, Allah membersihkan dan menebus dosa-dosa mereka yang lampau.
Bulan Muharam merupakan satu-satunya bulan yang teristimewa kerana banyak peristiwa yang bersejarah berlaku pada bulan ini disamping ganjaran pahala yang besar kepada sesiapa yang beribadah pada bulan ini sepertimana terdapat dalam satu hadist. “Sesiapa yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam), maka Allah akan memberi kepadanya pahala sepuluh ribu malaikat dan juga akan diberi pahala sepuluh ribu orang berhaji dan berumrah dan sepuluh ribu orang mati syahid. Dan sesiapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan menaikkan dengan tiap anak rambut satu darjat. Sesiapa yang memberi buka puasa pada semua umat Muhammad saw dan mengenyangkan perut mereka.” Sahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah, Allah telah melebihkan hari Asyura, dan menjadikan bukit dari lain-lain hari.” Jawab Rasulullah, “benar, Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Asyura, dan menjadikan bukit-bukit pada hari Asyura dan menjadikan laut pada hari Asyura dan menjadikan Loh Mahfuz dan Qalam pada hari Asyura dan juga menjadikan Adam dan Hawa pada hari Asyura, dan menjadikan syurga dan neraka serta memasukkan Adam ke syurga pada hari Asyura, dan Allah menyelamatkannya dari api pada hari Asyura dan menyembuhkan dari bala pada Nabi Ayub.
Pada hari Asyura juga Allah memberi taubat kepada Adam dan diampunkan dosa Nabi Daud, juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Asyura dan kiamat akan terjadi pada hari Asyura.” Maka pada hari itu ( 10 Muharam) Nabi Adam dan Nabi Nuh a.s berpuasa kerana bersyukur kepada Allah kerana hari itu merupakan hari taubat mereka diterima oleh Allah setelah beratus-ratus tahun lamanya memohom keampunan.
Pada hari itu juga, hari pembebasan bagi orang-orang Islam yang telah sekian lama dikongkong oleh Firaun, di mana hari itu mereka diselamatkan dari kejahatan dan kezaliman Firaun yang selama ini mengancam agama dan menggugat iman mereka. Dengan tenggelamnya Firaun, Haman, Qarun dan istana mereka bererti berakhirlah sudah kezaliman musuh-musuh Allah buat masa itu. Terselamatlah tentera Nabi Musa dari musuh dengan mukjizat yang Allah berikan, maka mereka berpuasa kerana kesyukuran yang tidak terhingga kepada Allah swt.
Banyak peristiwa bersejarah yang berlaku pada 10 Muharam ini, di mana pada hari inilah, Allah telah memuliakan Nabi-Nabi dengan sepuluh kehormatan.
  1. Setelah beratus-ratus tahun meminta ampun dan taubat pada Allah, maka pada hari yang bersejarah 10 Muharam inilah, Allah telah menerima taubat Nabi Adam. Ini adalah satu penghormatan kepada Nabi Adam a.s.
  2. Pada 10 Muharam juga, Nabi Idris a.s telah di bawa ke langit, sebagai tanda Allah menaikkan darjat baginda.
  3. Pada 10 Muharam, tarikh berlabuhnya perahu Nabi Nuh a.s kerana banjir yang melanda seluruh alam di mana hanya ada 40 keluarga termasuk manusia binatang sahaja yang terselamat dari banjir tersebut. Kita merupakan cucu-cicit antara 40 keluarga tadi. Ini merupakan penghormatan kepada Nabi Nuh a.s kerana 40 keluarga ini sahaja yang terselamat dan dipilih oleh Allah. Selain dari itu, mereka adalah orang-orang yang engkar pada Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Ibrahim dilahirkan pada 10 Muharam dan diangkat sebagai Khalilullah (kekasih Allah) dan juga hari di mana baginda diselamatkan dari api yang dinyalakan oleh Namrud. Nabi Ibrahim diberi penghormatan dengan Allah memerintahkan kepada api supaya menjadi sejuk dan tidak membakar Nabi Ibrahim. Maka terselamatlah Nabi Ibrahim dari angkara kekejamanNamrud.
  5. Pada 10 Muharam ini juga Allah menerima taubat Nabi Daud kerana Nabi Daud merampas isteri orang walaupun bagainda sendiri sudah ada 99 orang isteri, masih lagi ingin isteri orang. Oleh kerana Nabi Daud telah membuatkan si suami rasa kecil hati, maka Allah turunkan dua malaikat menyamar sebagai manusia untuk menegur dan menyindir atas perbuatan Nabi Daud itu. Dengan itu sedarlah Nabi Daud atas perbuatannya dan memohon ampun pada Allah. Sebagai penghormatan kepada Nabi Daud a.s maka Allah mengampunkan baginda pada 10 Muharam.
  6. Pada 10 Muharam ini juga, Allah mengangkat Nabi Isa ke langit, di mana Allah telah menukarkan Nabi Isa dengan Yahuza. Ini merupakan satu penghormatan kepada Nabi Isa daripada kekejaman kaum Bani Israil.
  7. Allah juga telah menyelamatkan Nabi Musa pada 10 Muharam daripada kekejaman Firaun dengan mengurniakan mukjizat iaitu tongkat yang dapat menjadi ular besar yang memakan semua ular-ular ahli sihir dan menjadikan laut terbelah untuk dilalui oleh tentera Nabi Musa dan terkambus semula apabila dilalui oleh Firaun dan tenteranya. Maka tenggelamlah mereka di Laut Merah. Mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Nabi Musa ini merupakan satu penghormatan kepada Nabi Musa a.s
  8. Allah juga telah menenggelamkan Firaun, Haman dan Qarun serta kesemua harta-harta Qarun dalam bumi kerana kezaliman mereka. 10 Muharam, merupakan berakhirnya kekejaman Firaun buat masa itu.
  9. Allah juga telah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan setelah berada selama 40 hari di dalamnya. Allah telah memberikan hukuman secara tidak langsung kepada Nabi Yunus dengan cara ikan Nun menelannya. Dan pada 10 Muharam ini, Allah mengurniakan penghormatan kepada baginda dengan mengampun dan mengeluarkannya dari perut ikan Nun.
  10. Allah juga telah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman a.s pada 10 Muharam sebagai penghormatan kepada baginda. Dengan itu, mereka berpuasa dan beribadah kepada Allah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah swt. Nabi saw telah bersabda dengan maksudnya: “Saya dahulu telah menyuruh kamu berpuasa sebagai perintah wajib puasa Asyura, tetapi kini terserahlah kepada sesiapa yang suka berpuasa, maka dibolehkan berpuasa dan sesiapa yang tidak sukar boleh meninggalkannya.”
Begitulah sabda Rasulullah di mana puasa pada hari Asyura ini sangat-sangat dituntut. Kalau tidak memberatkan umat baginda, maka diwajibkan. Oleh kerana takut memberatkan umatnya, maka hukumnya adalah sunat.